"Tidak ada alasan untuk tidak menuntut ilmu,tidak ada alasan untuk tidak taat kepadaMU,waktu ku banyak sia-sia,sedangkan nikmatMu terus mengalir,aku malu".Rasnal H.Bisnu

Rabu, 15 Mei 2013

Demokrasi (Problem dan prospeknya dalam konteks Islam)

Apa itu demokrasi ?Istilah ini punya daya tarik yang sangat luar biasa,Semakin banyak dibicarakan,semakin menarik dan tak ada habis-habisnya.Sepintas ia seolah bersifat elitis.
Walaupun demikian,tak mudah untuk memaknai demokrasi secara memuaskan.lebih-lebih istilah itu memang tak pernah di pahami secara monolitik.Mengambil satu arti ,berarti kita terjebak ke dalam satu arus pemikiran,Karena itu diperlukan pemahaman substantif agar demokrasi bisa diterimah.

Saya akan mengawali dengan beberapa asumsi .

# Asumsi bahwa ajaran Islam dan politik demokrasi adalah compatible pada tataran kenyataan,jika tidak compatible dalam teori.
#Asumsi bahwa cara-cara yang secara esensial bersifat anti kekerasan akan di pakai untuk membangun demokrasi yang Islami(Islmically based democracy)
#Asumsi bahwa lingkungan politik terbuka,bebas,dan pluralistik sebenarnya telah terbuka,kendati belum terinstitusionalsisikan.
#Bahwa lingkungan semacam itu tidak menyampingkan partisipasi keinginan kalangan Islamis untuk bermain dengan aturan main yang telah di tetapkan.Tentu saja,sampai batas yang jauh,apabila rezim-rezim itu menolak kemungkinan partisipasi politik kalangan Islamis,maka sedikit harapan terwujud demokrasi Islam yang di dasarkan atas prinsip-prinsip anti kekerasan.

Faktor Organisasional 

Barangkali satu-satunya tantangan terbesar terhadap penerapan demokrasi berada di dalam gerakan-gerakan Islam itu sendiri,yakni kurangnya pengalaman dalam partisipasi (the lack of participatory experience).
Entah karena di ilhami oleh kesemrautan sosial ekonomi,alinasi kultural,kekeringan spiritual,atau penindasan politik organisasi-organisasi Islam pada awal muncul sebagi ekpresi spontan daro ketidak puasan massal.


 BERSAMBUNG.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar